Pages

Selasa, 18 November 2014

SEJARAH SINGKAT GEREJA KATOLIK PAROKI SANG PENEBUS BATUPUTIHWILAYAH MARTAPURA OKU TIMUR




SELAYANG PANDANG
Perkembangan Iman Katolik Paroki Sang Penebus Batuputih
Wilayah Martapura

WILAYAH MARTAPURA
Umat katolik di wilayah Martapura terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu Kapel Martapura, Gereja Triniji Suci Sungai Binjai, kapel Maria Ratu Damai Negeri Ratu, Kapel Pracak dan Kapel Sri Mulyo (sasa)
Awal mula umat katolik di Martapura sekitar tahun 70-an. Tepatnya pada tanggal 1 november 1972 terjadi pembelian sebuah rumah panggung beserta pekarangannya dengan nilai pembelian sebesar Rp. 250.000 di daerah kebun jati Martapura, oleh pihak Gereja dalam hal ini diwakili oleh paroki  St. Petrus dan Paulus Baturaja melalui Pastur N.A.C Van Steekelenburg, SCJ. Dari seorang warga bernama Bpk. Sutedjo (Khang Jam Seng). Rumah ini dibeli dengan maksud untuk tempat ibadah (kapel) umat katolik yang ada di Martapura.

Pracak dan Negeri Ratu
Selanjutnya sekitar tahun 1984 terdapat sekelompok umat katolik lebih kurang sekitar 48 kk yang tersebar di beberapa daerah antara lain pilek (purus), Negeri Ratu dan Pracak. Pada mulanya umat di daerah tersebut melakukan ibadah di rumah-rumah secara bergantian, lalu ada 1 rumah yaitu rumah bpk. Solimin didaerah pilek (purus) yang dijadikan tempat ibadah. Namun kegiatan ibadah umat katolik di daerah ini tidak berlangsung lama karena rumah 2 warga katolik di daerah pilek purus termasuk rumah yang dijadikan gereja tersebut terkena penggusuran sebab tanah tersebut milik PUSDIK sehingga kegiatan ibadah didaerah tersebut sempat terhenti beberapa waktu. Sekitar tahun 85-87 umat katolik didaerah tersebut hanya tersisa di dua daerah yaitu Negeri Ratu dan Pracak. Sama seperti sebelumnya kegiatan beribadah di dua desa ini juga masih diadakan dirumah2 namun lebih difokuskan di desa pracak tepatnya dirumah bpk. R. Tukul. Selama tahun tersebut umat katolik di dua daerah ini telah menyiapkan ijin untuk membangun sebuah bangunan yang akan dijadikan sebuah gereja (kapel) dan baru pada tahun 1987 ijin tersebut disetujui oleh pemerintah setempat. Kapel tersebut didirikan di desa negeri ratu dan pada tahun 1988 pembangunan gereja tersebut dapat direalisasikan.
F.X. SOEDJIJANTO
Tokoh yang berperan besar dalam pengembangan iman di Paroki Sang Penebus Batuputih
Tanah yang digunakan untuk membangun gereja tersebut merupakan hibah dari bpk. Martoyo.dari awal hingga sekarang bangunan gereja di daerah negeri ratu tersebut tidak pernah berubah dan kini jumlah keluarga yang terdapat di desa negeri ratu sekitar 7 keluarga.
Selanjutnya pada tahun 1990 umat di desa pracak merasa perlu jg membuat sebuah kapel, maka terdapat 1 rumah yang dijadikan sebuah kapel didesa pracak yang merupakan hibah dari bpk. R. Tukul. Setelah sekian tahun berlalu, kapel pracak keadaanya semakin tidak layak untuk digunakan tempat ibadah, maka bpk R. Tukul berwacana membangun kapel baru di desa tersebut, s\lalu bpk. R. Tukul menghibahkan sebidang tanah untuk dijadikan sebuah kapel yang lebih baik. Pada tahun 2008 umat pracak merealisasikan pembangunan kapel tersebut. Namun tidak mendapat ijin dari pemerintah daerah setempat, sehingga pembangunan kapel tersebut sempat terhenti beberapa waktu.. namun umat desa pracak sudah bertekat untuk tetap merampungkan bangunan tersebut , dengan alasn bangunan tersebut hanya sebagai balai pertemuan umat katolik saja dan bukan merupakan sebuah kapel atau gereja.
Sri Mulyo (Sasa)
Bermula sekitar tahun 1989 terdapat 3 kk di daerah suko mulyo (rokal)
Yaitu ; Bpk. Sunoto, Bpk. Hartoyo, Bpk. Karmadi dan 1 kk di desa sri mulyo (sasa), yaitu Bpk. Martinus Suyadi.
Awal mulanya pelayanan ekaristi disana hanya ibadat sabda dan hanya dilayani oleh kategis yaitu bpk. Wignyo saputro, mulanya ke 4 tokoh tersebuh tidak mengetahui kalau bpk. Wignyo saputro ini adalah kategis mereka menganggap bahwa bpk wignyo saputro ini adalah seorang pastor
Pelayanan ibadat disana pun mulanya berpindah pindah dari rumah kerumah. Lalu Sekitar awal tahun 1990 romo Harjo masuk ke daerah ini.dan memberikan pelayanan ekaristi dan menjelaskan bahwa Bpk. Wignyo Saputro ini adalah seorang kategis. Lalu setelah berjalan beberapa waktu romo Harjo menyarankan agar dibuat kapel tempat ibadah.
Dari ke empat tokoh ini 3 tokoh diantaranya menghibahkan tanah untuk tmpat pembuatan kapel, namun romo Harjo memilih tempat di Sri mulyo (sasa) tempat Bpk. Martinus Suyadi. Kapel ini awal nya terbuat dari kulit kayu dan bambu sebagai dindingnya. Lalu direnovasi menggunakan anyaman bambu (geribik). Sekitar awal tahun 2000an direnovasi lagi menjadi semi permanen sampai dengan skarang ini. Dari kesemua wilayah yang ada di martapura berikut daftar pastor-pastor yang pernah memberikan pelayanan di wilayah martapura.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar