SELAYANG PANDANG
Perkembangan Iman Katolik Paroki Sang Penebus Batuputih
Wilayah Martapura
WILAYAH
MARTAPURA
Umat katolik di wilayah Martapura
terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu Kapel Martapura, Gereja Triniji Suci
Sungai Binjai, kapel Maria Ratu Damai Negeri Ratu, Kapel Pracak dan Kapel Sri
Mulyo (sasa)
Awal mula umat katolik di Martapura
sekitar tahun 70-an. Tepatnya pada tanggal 1 november 1972 terjadi pembelian
sebuah rumah panggung beserta pekarangannya dengan nilai pembelian sebesar Rp.
250.000 di daerah kebun jati Martapura, oleh pihak Gereja dalam hal ini
diwakili oleh paroki St. Petrus dan
Paulus Baturaja melalui Pastur N.A.C Van Steekelenburg, SCJ. Dari seorang warga
bernama Bpk. Sutedjo (Khang Jam Seng). Rumah ini dibeli dengan maksud untuk
tempat ibadah (kapel) umat katolik yang ada di Martapura.
Pracak dan
Negeri Ratu
Selanjutnya sekitar tahun 1984 terdapat sekelompok
umat katolik lebih kurang sekitar 48 kk yang tersebar di beberapa daerah antara
lain pilek (purus), Negeri Ratu dan Pracak. Pada mulanya umat di daerah
tersebut melakukan ibadah di rumah-rumah secara bergantian, lalu ada 1 rumah
yaitu rumah bpk. Solimin didaerah pilek (purus) yang dijadikan tempat ibadah.
Namun kegiatan ibadah umat katolik di daerah ini tidak berlangsung lama karena
rumah 2 warga katolik di daerah pilek purus termasuk rumah yang dijadikan
gereja tersebut terkena penggusuran sebab tanah tersebut milik PUSDIK sehingga
kegiatan ibadah didaerah tersebut sempat terhenti beberapa waktu. Sekitar tahun
85-87 umat katolik didaerah tersebut hanya tersisa di dua daerah yaitu Negeri
Ratu dan Pracak. Sama seperti sebelumnya kegiatan beribadah di dua desa ini
juga masih diadakan dirumah2 namun lebih difokuskan di desa pracak tepatnya
dirumah bpk. R. Tukul. Selama tahun tersebut umat katolik di dua daerah ini
telah menyiapkan ijin untuk membangun sebuah bangunan yang akan dijadikan
sebuah gereja (kapel) dan baru pada tahun 1987 ijin tersebut disetujui oleh
pemerintah setempat. Kapel tersebut didirikan di desa negeri ratu dan pada
tahun 1988 pembangunan gereja tersebut dapat direalisasikan.
F.X. SOEDJIJANTO
Tokoh yang berperan besar dalam pengembangan iman di
Paroki Sang Penebus Batuputih
Tanah yang digunakan untuk membangun
gereja tersebut merupakan hibah dari bpk. Martoyo.dari awal hingga sekarang
bangunan gereja di daerah negeri ratu tersebut tidak pernah berubah dan kini
jumlah keluarga yang terdapat di desa negeri ratu sekitar 7 keluarga.
Selanjutnya pada tahun 1990 umat di desa
pracak merasa perlu jg membuat sebuah kapel, maka terdapat 1 rumah yang
dijadikan sebuah kapel didesa pracak yang merupakan hibah dari bpk. R. Tukul.
Setelah sekian tahun berlalu, kapel pracak keadaanya semakin tidak layak untuk
digunakan tempat ibadah, maka bpk R. Tukul berwacana membangun kapel baru di
desa tersebut, s\lalu bpk. R. Tukul menghibahkan sebidang tanah untuk dijadikan
sebuah kapel yang lebih baik. Pada tahun 2008 umat pracak merealisasikan
pembangunan kapel tersebut. Namun tidak mendapat ijin dari pemerintah daerah
setempat, sehingga pembangunan kapel tersebut sempat terhenti beberapa waktu..
namun umat desa pracak sudah bertekat untuk tetap merampungkan bangunan
tersebut , dengan alasn bangunan tersebut hanya sebagai balai pertemuan umat
katolik saja dan bukan merupakan sebuah kapel atau gereja.
Sri Mulyo (Sasa)
Bermula sekitar tahun 1989 terdapat 3 kk
di daerah suko mulyo (rokal)
Yaitu
; Bpk. Sunoto, Bpk. Hartoyo, Bpk. Karmadi dan 1 kk di desa sri mulyo (sasa), yaitu
Bpk. Martinus Suyadi.
Awal mulanya pelayanan ekaristi disana
hanya ibadat sabda dan hanya dilayani oleh kategis yaitu bpk. Wignyo saputro,
mulanya ke 4 tokoh tersebuh tidak mengetahui kalau bpk. Wignyo saputro ini
adalah kategis mereka menganggap bahwa bpk wignyo saputro ini adalah seorang
pastor
Pelayanan
ibadat disana pun mulanya berpindah pindah dari rumah kerumah. Lalu Sekitar
awal tahun 1990 romo Harjo masuk ke daerah ini.dan memberikan pelayanan
ekaristi dan menjelaskan bahwa Bpk. Wignyo Saputro ini adalah seorang kategis.
Lalu setelah berjalan beberapa waktu romo Harjo menyarankan agar dibuat kapel
tempat ibadah.
Dari ke empat tokoh ini 3 tokoh
diantaranya menghibahkan tanah untuk tmpat pembuatan kapel, namun romo Harjo
memilih tempat di Sri mulyo (sasa) tempat Bpk. Martinus Suyadi. Kapel ini awal
nya terbuat dari kulit kayu dan bambu sebagai dindingnya. Lalu direnovasi
menggunakan anyaman bambu (geribik). Sekitar awal tahun 2000an direnovasi lagi
menjadi semi permanen sampai dengan skarang ini. Dari kesemua wilayah yang ada
di martapura berikut daftar pastor-pastor yang pernah memberikan pelayanan di
wilayah martapura.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar